Lightbox: Cahaya (Redup) Dalam Sekotak Android


Lightbox adalah aplikasi photo sharing berbasis aplikasi Android dan website. Bisa dijadikan sebagai jurnal foto terorganisir sekaligus foto blog.

Lupakan Instagram. Meski telah berulang kali pengelolanya menyebut akan segera menghadirkan versi untuk platform Android, tetapi sampai detik ini masih belum terlihat wujudnya seperti apa. Walaupun kita sangat menantikan kehadirannya, tetapi menunggu terlalu lama bukanlah hal yang menarik. Di platform Android, telah terdapat beberapa aplikasi dengan konsep jejaring sosial fotografi ala Instagram. Tentu saja tidak ada yang sama persis, karena semuanya tetap memiliki karakteristik masing-masing. Ruang Kamera telah mengulas mengenai beberapa aplikasi fotografi di Android yaitu PicPlz, Molome, dan Streamzoo. Masih ada satu lagi layanan fotografi di Android yang sayang untuk dilewatkan, yaitu Lightbox. Apa yang menarik?

Pendiri sekaligus kreatornya adalah Thai Tran dan Nilesh Patel yang memilih untuk memulai debutnya di Android dan fokus di situ. Nama yang digunakan yang berarti kotak cahaya cukup familiar di kalangan fotografi. Selain aplikasi Android, layanan ini juga bisa diakses dari website lightbox.com. Dari beberapa posting yang ada di blog resminya, terlihat ambisi Lightbox yang ingin bersaing dengan Instagram. Sekaligus memposisikan sebagai instagram-nya Android. Satu hal yang sangat lumrah menurut saya sebagai bagian dari strategi marketing.

Saya telah memakai beberapa aplikasi foto sharing di Android. Di antaranya adalah seperti yang sudah saya sebutkan di atas (PicPlz, StreamZoo, Molome). Ketiganya bagus. Bahkan Streamzoo dan Molome cukup kreatif dengan memberikan badge ala FourSquare. Tetapi entah kenapa, ketiganya belum membuat saya terkesan. Justru saya lebih terkesan dengan Lightbox yang notabene kalah populer dibanding Streamzoo atau Molome, setidaknya menurut pengamatan singkat saya dari para pengguna di ranah jejaring sosial.

Pada dasarnya, Lightbox hanya menambah banyak layanan photo sharing via smartphone. Tidak ada yang benar-benar baru dari fitur intinya. Karena Lightbox memang berlandaskan pada layanan berbagi foto instant. Ketika mengunggah, ada beberapa preset filter yang bisa dipilih untuk mempercantik atau memperkesan foto yaitu Original, Instafix, Ansel, Lomo, Testino, Retro, Redscale, XPro, B&W, Sepia, Cyano, Portia, Fisheye, Dotty,  8bit, Georgia, Sahara, dan HDR. Juga ada editing singkat untuk mirror, rotasi, dan crop. Antar muka dan pegoperasian aplikasinya cukup simpel. Begitu juga dengan pilihan sharing ke jejaring sosial lain maupun pemberian 'like ' dan komentar pada setiap foto. Dari sekilas fitur ini, terlihat tak ada yang istimewa dengan Lightbox.

Mungkin ini terlalu subyektif, tetapi entah mengapa saya merasa lebih nyaman menggunakan Lightbox ketika menggunakan Android. Seperti halnya saya nyaman menggunakan Instagram ketika menggunakan iDevices. Jika PicPlz, Streamzoo, maupun Molome terasa Instagram wannabe dengan tampilan yang meriah penuh warna, Lightbox terlihat lebih elegan dengan warna dasar hitam putih.

Yang membuat Lightbox menarik bagi saya adalah pendekatannya sebagai jurnal foto instan yang terorganisir. Kita bisa menjadikannya seperti Tumblr untuk photo sharing. Jadi, setiap pengguna yang terdaftar otomatis memiliki situs personal dengan format namauser.lightbox.com. Di sini, saya menggunakan akun mrbambang.lightbox.com. Apa keuntungan memiliki situs personal seperti ini? Selain sekadar sebagai situs foto blog, kalau memang serius bisa juga dijadikan sebagai situs portofolio ala 500px.

Selain dari ponsel, Lightbox juga menyediakan akses dengan interface lebih nyaman dari komputer. Pilihan ini membuat foto-foto yang diunggah di Lightbox tak hanya dari Android saja, tetapi juga dari pengguna berbagai kamera termasuk DSLR. Sayangnya,di Lightbox tidak ada keterangan foto tersebut diunggah dari mana. Kalau bisa seperti yang ada di Flickr, tentu Lightbox akan lebih keren lagi karena pengguna bisa mengetahui dari kamera apa foto tersebut diambil.

Seperti yang telah saya singgung di atas, Lightbox masih kalah populer dibanding Streamzoo apalagi Instagram. Setidaknya di lingkaran jejaring sosial yang saya ikuti, hanya sedikit yang memakai. Karena jika saya berada di Instagram atau Streamzoo, kecenderungannya adalah follow yang sudah kenal, familiar atau karena sesama komunitas lokal. Dari situ terlihat sedikit banyaknya. Status yang ada di linimasa juga jarang yang tautannya berasal dari Lightbox. Tentu saja di sini Instagram masih mendominasi.

Tetapi bagi itu bukan masalah, karena di Lightbox ini saya justru berkenalan dengan orang-orang baru yang acak karena dari berbagai penjuru dunia. Lightbox memberikan kemudahan dalam hal menemukan foto-foto bagus dari para fotografer. Sebenarnya di Instagram atau lainnya ada fitur Popular yang menampilkan foto-foto keren. Tetapi di Lightbox ini berbeda karena cara penemuan foto dibuat lebih mendetail. Terdapat menu Explore tempat kita untuk bereksplorasi menikmati hasil karya fotografer dari berbagai penjuru dunia. Menu Explore tersebut dipecah menjadi beberapa sub yaitu Spotlight, Live Stream, All Featured Users, New & Noteworthy. Selain itu juga untuk semakin memudahkan melihat foto-foto yang lebih spesifik terdapat menu yang dibagi berdasarkan region (Asia, Europe, Middle East & Africa, North America, South America) dan kategori tertentu (Art & Design, Fashion & Style, Food & Living, Photography, Science).

Menu Explore itulah yang menjadi sumber insiprasi sekaligus tempat menikmati foto-foto dari berbagai penjuru dunia. Jika suka, tinggal follow nama akunnya. Tak sampai di situ saja, Lightbox ternyata juga menggandeng fotografer maupun institusi ternama untuk berbagi foto di layanan tersebut. Dan hal inilah yang membuat saya tertarik untuk rutin membuka lightbox.com hampir setiap hari. Karena ingin melihat hasil karya para fotografer kelas dunia. Sebagian diantaranya mungkin nama yang cukup familiar seperti Fotopedia, Stuck In Customs (fotografer sekaligus pengembang aplikasi Stuck On Earth), Photography Served, National Geographic, Flickr Interesting Photos, The Travel Photographer, SI Swimsuit, The Cool Hunter, Booooooom, NASA Image of the Day dan sebagainya.

Tertarik mencobanya? Unduh aplikasi Lightbox di Android Market  Google Play atau mengakses lightbox.com.

Screenshot:





Update:

Berita mengejutkan datang dari Lightbox. Layanan photo sharing yang sebenarnya cukup menjanjikan ini bernasib tak mujur. Umur aplikasi ini tinggal menghitung hari lagi menuju ke "pemakaman" yakni pada tanggal 15 Juni 2012. Tanggal 15 Mei 2012 kemarin, pengelola Lightbox telah mengumumkan dengan suka rela dibajak oleh Facebook. Sebenarnya kompetitor terkuat Lightbox yaitu Instagram jugam engalami hal serupa. Tetapi nasibnya beda. Instagram dibeli untuk lebih diperbesar lagi, sedangkan pengembang Lightbox dibajak agar layanan tersebut mati dengan sendirinya.

Facebook tidak membeli aplikasi dan data-data Lightbox, melainkan orang-orang di dalamnya. Mereka direkrut untuk ikut mengembangkan Facebook. Mungkin mereka berfikir realistis, siapa sih yang tak suka melihat uang segepok yang menyilaukan di depan mata.

Selamat tinggal Lightbox.

1 comment:

  1. [...] Agen Bola - Harapan Positif Menyambut HUT Ke-82 PSSI5 Pemuda dengan Karya Sosial MediaJangankan Bahrain, Italia, Inggris dan Bahkan Argentina pun bisa kita KalahkanBakrie Dinilai Abaikan Korban Lumpur LapindoSepenggal Kisah Hidup Seorang Blogger BorneoSePeNggaL KisaH hIduPKisah sukses Matt Mullenweg, pendiri Wordpresssuksesarea.com10 Jenis Pekerjaan Bagi yang Suka Bepergian- Ruang Kamera [...]

    ReplyDelete