[caption id="attachment_3292" align="aligncenter" width="799"] Photo by Asja http://www.flickr.com/photos/asjaboros/[/caption]Di twitter, saya baru menggunakan hastag #jadikepikiran. Biasanya, saya #jadikepikiran setelah kita berdiskusi, adu argumentasi, dan sharing. Seperti halnya saat seorang teman menanyakan saya kamera apa yang cocok untuknya. Seperti biasa, saya menanyakan hal pertama yaitu budget dan sedikit mendoktrin agar memilih agama yang sama dengan saya.
Ada banyak alasan yang membuat orang membeli kamera, temasuk ingin menggeluti “profesi” tertentu. Teman saya ini bilang kalau dia ingin menjadi food blogger, makanya dia bertanya kamera apa yang cocok dengannya. Menurut saya hal ini menarik, memilih kamera berdasarkan kegiatan yang ingin digeluti. Saya sadar memang hal ini tentu tidak akan sulit jika kita memiliki budget yang tidak terbatas. Foto makanan apa pun tentu akan sangat menggiurkan jika dipotret dengan kamera nomor satu dan lensa kelas atas. Tetapi hal ini akan sangat seru dibicarakan jika Anda bukan seorang fotografer professional.
Selain hal umum seperti spesifikasi, model, dan jenis kamera, ada beberapa hal penting lainnya yang sebaiknya diperhitungkan sebelum memilih kamera dan aksesorisnya. Saya akan mencoba mengulasnya secara ringan disini.
1. Hitung Waktu yang Akan Anda Habiskan dengan Kamera
Pernah ikut-ikutan 365 project? Berhasilkah. Memiliki kamera profesional dengan lensa yang beratnya lebih dari 1kg tentu membuat kita males membawanya setiap hari. Jangan-jangan, kamera mahal itu hanya akan menjadi pajangan mewah di dalam dry box. Jika Anda termasuk pekerja yang sangat sibuk selama 5 hari seminggu, maka sebaiknya pilih kamera yang bisa Anda gunakan di meja kerja, saat menonton televisi, atau update status di twitter. Pastinya, kamera tersebut akan lebih berguna untuk Anda.
[caption width="640" align="alignnone"] On My Desk. Photo by kristenaderrick on Flickr[/caption]
2. Kemana Kamera Baru Anda Akan Dibawa
Jika pekerjaan Anda seperti petualang yang berpergian setiap hari, menempuh perjalanan berbatu atau mengendarai sepeda motor, sebaiknya pilih kamera yang kuat menahan itu semua. Jika tidak ada pilihan lain selain DSLR, maka pastikan memiliki aksesoris pengaman untuk barang berharga Anda itu. Namun, jika Anda seorang pekerja foto professional, maka tidak akan jadi masalah memiliki kamera semahal apa pun selama itu dimiliki kantor dan terproteksi asuransi.
[caption width="640" align="alignnone"] Huairou Motorcycle Ride. Photo by erinohara73 on Flickr[/caption]
3. Tentukan Objek yang Akan Sering Anda Potret
Untuk hal ini saya masi bingung, apakah seorang fotografer sejati itu selalu memotret apa yang dialaminya atau hanya memotret dalam situasi tertentu seperti pemotretan fashion. Banyak orang yang melupakan berdoa sebelum makan, melainkan ia memotret terlebih dahulu pesanannya. Tidak jarang yang memotret sepasang kaki sebelum berjalan di atas zebra cross. Masih ada pula yang memotret dirinya sendiri di cermin. Nah, jika Anda termasuk ketiganya, sebaiknya tidak perlu memilih DSLR untuk itu.
[caption width="640" align="alignnone"] Street Feet (series). Photo by Danhix[/caption]
4. Berhenti Menyalahkan Kamera Anda
Apa alasan Anda membeli kamera baru. Kamera Anda jelek untuk foto dalam ruangan? Sering blur saat memotret orang berjalan? Mungkin Anda hanya lupa memilih fitur night scene dan burst mode. Saya tidak kompeten untuk menilai kriteria seorang fotografer yang baik seperti apa. Tapi saya pernah baca sebuah artikel, “seorang fotografer yang baik adalah mampu menghasilkan foto yang indah dalam kondisi cahaya rendah meski hanya memakai kamera ponsel atau kamera lubang jarum sekalipun.”
[caption width="612" align="alignnone"] Mountain bike race. Photo by Leolucido on Flickr[/caption]
Sekali lagi, artikel ini tidak akan seru jika Anda seorang fotografer profesional.
Hmmm…jadi apa kamera pilihan Anda?
*Pertama-tama ini adalah sebuah artikel opini dan tidak disarankan dibaca oleh profesional.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
makasih untuk sharingnyaaa
ReplyDelete:))