TIPS: Foto Pre Wedding PertamaKu


Anda sudah percaya diri untuk menerima tawaran foto pre wedding dari klien? Jika sudah, sekarang saatnya mencari tahu agar proses photo shoot berjalan lancar. Saya akan mencoba berbagi tips tentang apa yang harus dilakukan seorang fotografer pre wedding pemula saat menjalani first day photo shoot.

Saya biasa membagi pemotretan pre wedding menjadi tiga tahapan waktu yaitu, pra pemotretan, pemotretan hari H, dan pasca pemotretan. Ketiga tahapan waktu ini digunakan untuk membuat klasifikasi job desk dari masing-masing peran. Maksud peran di sini adalah, anggap klien Anda sebagai partner dari pemotretan pre wedding. Libatkan mereka saat menentukan konsep, mencari tempat, ide pemotretan, sampai pemilihan aksesoris. Cara ini memberikan gambaran kepada Anda tentang karakter klien. Tapi, jika klien Anda seorang yang sibuk, Anda harus siap berperan sebagai konsultan bagi mereka.

Pra Pemotretan

Tahap pertama berguna untuk saling mengenal lebih dalam antara klien dengan fotografer. Anda bisa melihat sebuah ‘gambaran visual’ dari klien saat berbicara langsung atau komunikasi via email.

  • Lihat facebook klien untuk mengetahui foto-foto seperti apa yang mereka biasa lakukan. Melihat foto juga berguna bagi make-up artist untuk mengetahui jenis riasan wajah yang sesuai.

  • Buat storyboard dengan mengumpulkan foto-foto prewedding yang tersebar di internet.

  • Perbanyak referensi dari majalah, foto iklan, atau kreasi Anda berdasarkan kepribadian klien.

  • Jangan ragu untuk menyuruh mereka agar membeli sejumlah aksesoris unik sebagai properti foto.

  • Pemotretan pre wedding hanya sekali seumur hidup, jadi pastikan klien Anda untuk memaksimalkan persiapan.


Pemotretan Hari H

Tahapan ini adalah yang terpenting. Di sini, fungsi storyboard akan sangat membantu terutama bagi Anda yang tidak menggunakan bantuan fashion stylist. Menurut saya, fotografer pre wedding yang baik adalah yang mampu mengarahkan klien untuk berpose secara natural, saya memiliki cara sendiri untuk itu. Bagi pose dalam tiga tahapan, diantaranya:

1. Pose Awal

Di tahapan awal, biasanya klien masih malu dan kaku untuk berpose. Arahkan mereka dengan pose-pose awal seperti berjalan, duduk, berdampingan, foto detail aksesoris, dll. Intinya adalah pose yang tidak membutuhkan effort besar, ekspresi natural, dll. Cara ini mampu memancing motivasi klien untuk berpose maksimal di tahap selanjutnya. Selain itu, dari sisi fotografer, tahapan ini juga bisa digunakan sebagai pemanasan.

[caption id="attachment_2731" align="aligncenter" width="332"] Berjalan-jalan[/caption]

 

[caption id="attachment_2732" align="aligncenter" width="622"] Duduk-duduk Santai[/caption]

 

[caption id="attachment_2735" align="aligncenter" width="426"] Detail Aksesoris (Bunga)[/caption]

2. Pose Menengah

Usai melewati tahap awal, biasanya klien sudah lebih lentur untuk berpose dan diarahkan. Bangun terus komunikasi di sela-sela pemotretan, agar chemistry antara fotografer dan model terbentuk. Pose menengah bisa diaplikasikan dengan gaya candid seperti saling berbicara, memainkan property, jump! (levitation style), dll. Upayakan si klien untuk mengeluarkan ekspresi masing-masing dan ekspresi antar keduanya.

[caption id="attachment_2736" align="aligncenter" width="640"] Levitasi (1)[/caption]

[caption id="attachment_2737" align="aligncenter" width="640"] Levitasi (2)[/caption]

3. Pose Ekspresi


Saya berasumsi di tahapan ini, Anda dan klien sudah memiliki chemistry. Buat foto dengan pose-pose yang menonjolkan ekspresi seperti tertawa, senyum, senang, dan bahagia. Jika klien suka, atur pose-pose romantis tanpa terkesan kaku. Maksimalkan teknik fotografi Anda di tahapan ini. Umumnya, foto yang akan dipajang berasal di tahap pose ekspresi.




[caption id="attachment_2738" align="aligncenter" width="680"] Pose Ekspresi (1)[/caption]

[caption id="attachment_2739" align="aligncenter" width="456"] Pose Ekspresi (2)[/caption]

[caption id="attachment_2740" align="aligncenter" width="691"] Pose Ekspresi (3)[/caption]

Pasca Pemotretan

Usai pemotretan bukan berarti tugas fotografer selesai. Tahap pasca pemotretan juga masih membutuhkan kerjasama antara klien dan fotografer. Sebelum memberikan seluruh foto kepada klien, usahakan Anda sudah memilih terlebih dahulu. Berikan kepada mereka foto terbaik sepanjang pemotretan saja. Berikut beberapa tips untuk mempermudah proses editing.

  • Sortir kurang lebih 50% foto dari seluruh jumlah foto saat pemotretan

  • Simpan storyboard Anda sebagai panutan editing

  • Gunakan tone andalan Anda

  • Ajak klien untuk berkontribusi dalam proses editing

  • Gunakan gaya kolase unik ala instagram

  • Pilih frame yang sesuai dengan tema foto

  • Kemas dengan baik saat pengiriman kepada klien


 

Selamat Mencoba : )

 

>>> Lihat juga Tips Foto Pre Wedding Minim Peralatan

3 comments:

  1. Wah.. Terimakasih telah berbagi ilmu prewedding. Jadi terinspirasi dengan hasil foto-fotonya. Bravo!

    ReplyDelete
  2. Terima kasih juga sudah membaca. Semoga berguna :)

    ReplyDelete
  3. PertamaHaryadieTuesday, 24 June, 2014

    gan klo take shoot pake kamera prosumer,bagaiman menurut agan???

    ReplyDelete